Senin, Juni 08, 2015
Sabtu, Juni 06, 2015
https://www.facebook.com/groups/1597145563837361/permalink/1644664889085428/
Thumb Draw: Ilmu Kuno Berusia Ribuan Tahun Nan Agung
Innalhamdalillah. Semenjak anggota grup ini telah mencapai 1000 orang lebih, maka semoga informasi dan pengetahuan tentang Ilmu Thumb Draw (Menarik Busur Dengan Jempol) semakin meluas sesuai dengan tujuan dibuatnya grup ini. Hal ini ditujukan untuk merekonstruksi ilmu kuno nan agung ini yang telah dilupakan orang semenjak ratusan tahun lalu serta melestarikannya dengan mempraktikkannya secara benar sesuai dengan pucuk ilmu dan teknik yang paling baik / state of the art.
Namun tentunya dengan semakin luasnya informasi, maka makin besar pula kemungkinan terjadinya distorsi informasi tentang Ilmu Thumb Draw ini, dengan berbagai alasan dan kepentingan yang melatarbelakanginya. Baik berupa praktik-praktik yang tidak sesuai pakem, sekedar mencontoh tanpa memahami detail, teknik ala kadarnya, dan sebagainya yang tentunya dapat merusak keagungan ilmu ini dan bahkan dapat berujung pada kegagalan menguasai teknik ini atau menyebabkan kerusakan alat hingga cidera fisik. Mudah-mudahan kita semua dilindungi dari yang demikian.
Perlu dipahami bahwa ilmu thumb draw ini adalah ilmu kuno yang telah ada semenjak ribuan tahun lalu, dipraktikkan di wilayah timur dunia oleh para prajurit dan bangsawan Mesir Kuno, Assyiria, Babilonia, hingga para mujahid Daulah Islamiyyah, para ksatria di India dan Nusantara, tentara Persia, China, dan Korea, serta para samurai di Jepang, juga para penunggang kuda dari Scythia, Hun, Mongol, Tatar, Turki dan sebagainya. Sejarah telah membuktikan keampuhan ilmu ini dalam menjaga eksistensi peradaban masa lalu.
Lalu, seiring digunakannya senjata api dalam kemiliteran dan kehidupan sehari-hari, maka ilmu ini mulai ditinggalkan orang semenjak abad 17-18 hingga di beberapa wilayah mengalami kepunahan akibat kolonialisme dan imperialisme barat.
Tinggallah ilmu ini tersimpan dalam manuskrip-manuskrip kuno, riwayat sejarah dalam tradisi istana/keraton, kisah rakyat, artefak, relief dan berbagai peninggalan sejarah ketika satu persatu para ahlinya telah wafat. Seperti Necmeddin Okyay (1883 – 1976) adalah seorang ahli panahan dan bowyer/pembuat busur terakhir dari masa Kesultanan Utsmaniyyah/Ottoman Turki (1229 – 1923), yang dengan wafatnya beliau, terangkat pula ilmu orisinil panahan Ottoman.
Hingga di akhir abad 20 dan memasuki abad 21, mulailah para ilmuwan, sejarawan, penggiat, antusias membuka-buka manuskrip kuno, membaca-baca riwayat sejarah dan mencari-cari peninggalan sejarah untuk mulai merekonstruksi dan mempelajari kembali ilmu warisan ummat terdahulu ini. Turki dan Korea adalah termasuk dari pelopor rekonstruksi ilmu ini, sedangkan di Jepang ilmu ini terpreservasi dalam Kyudo seiring masih bertahannya kekaisaran yang telah berusia ribuan tahun.
Sehingga dalam mempelajari ilmu ini, sekedar mencontoh gambar saja tidak cukup, karena sangat banyak detail teknik yang tidak terlihat dalam gambar, seseorang harus mempelajari manuskrip kuno, atau jika tidak memiliki akses ke manuskrip, berdiskusi dengan mereka yang memiliki akses kepada manuskrip. Itu juga belum cukup, masih diperlukan diskusi lebih lanjut yang dilengkapi konteks sejarahnya untk mampu secara benar menginterpretasikan apa yang dimaksud oleh para ahli di masa lalu dalam manuskrip tersebut. Itu pun masih belum cukup, masih diperlukan latihan secara serius dan disiplin, ditambah masukan dari pengalaman mereka-mereka yang sudah mulai mengkaji dan mempraktikkannya dengan benar yaitu para ahlinya. Baru jika Allah berkehendak, maka ilmu itu akan paripurna bagi seseorang.
Maka mari kita menjadi pelajar ilmu thumb draw yang benar,mari perbanyak membaca dan berdiskusi dalam suasana kekeluargaan dan kekerabatan yang akrab, perbanyak sharing dan minimalisir ego dan kepentingan, biarkan persaingan hanya terjadi dalam arena pertandingan, namun di luar itu kita semua bersaudara.
Seperti ucapan kuno sebagai berikut:
Karena sesama pemanah adalah bersaudara, mereka menembak bersama dan terluka bersama, satu sama lain saling melindungi dan menjaga...
Kamis, Juni 04, 2015
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10206056776448623&set=gm.1597197537165497&type=1&theater
Pengenalan Nomenklatur "Horsebow"
Secara umum horsebow (atau disebut composite bow, eastern bow/busur timur dan berbagai istilah lainnya) memiliki nomenklatur yang sama, baik itu busur Arab, Turki, Persia, Mongol, Hungaria, Tatar, Mughal, China, Korea dan sebagainya. Perbedaannya hanya pada ukuran secara keseluruhan (panjang-pendeknya), bentuk gagang, panjang-pendek siyah, bentuk kurvatur dan sebagainya.
Nomenklatur horsebow sangat syarat dengan Bahasa Arab karena semenjak masa Islamic Golden Age hingga abad 16, teknologi busur ini dikembangkan, diproduksi massal, dan digunakan secara intensif oleh pasukan kekhalifahan dan berbagai Daulah Islamiyah pada saat itu. Sehingga busur ini menjadi sangat lekat dengan Bahasa Arab, dan istilah-istilah Bahasa Arab pada busur ini masih dilanjutkan hingga masa kini, terutama untuk menyebut segmen ujung busur tempat mengaitkan tali yang disebut sebagai Siyah.
*note: titik/bulatan di atas dan di bawah gagang bukan bagian dari busur.
Sumber: https://www.facebook.com/groups/1597145563837361/permalink/1643722652512985/
Teknik Memanah Kebudayaan Hindi/India
Dalam Kebudayaan Hindi terdapat kitab yang berjudul Danurweda (Bahasa Sansekerta: Danu = Busur, Weda = Ilmu) yang di dalamnya menjelaskan berbagai teknik dan metode memanah kebudayaan tersebut. Yang besar kemungkinan kitab ini menjadi acuan teknik dan metode memanah masyarakat Nusantara di masa lalu, terutama di berbagai pusat-pusat kerajaan dan peradaban di Pulau Jawa dan Sumatera semenjak abad 2 hingga abad 15 Masehi.
Pada salah satu pasal kitab tersebut, terdapat pembahasan tentang cara mengepal (Bahasa Sansekerta = Musti) untuk menarik busur dan menembakkan anak panah sebagai berikut.
Terjemahan teks:
Terdapat berbagai jenis cara melepaskan yang dilakukan oleh pemanah dengan menekuk jari-jemarinya untuk menahan anak panahnya dan menembakkannya dari tali busur, yaitu: "pataka", "vajramusti", "simhakarna", "matsari" dan "kakatundi".
Jika jari telunjuk dijulurkan dan diletakkan di bawah pangkal jempol maka posisi cengkeraman ini dikenal dengan nama "pataka". Bentuk cengkeraman ini digunakan oleh pemanah untuk menembak jarak yang jauh.
Jika jempol dimasukkan di antara jari tengah dan telunjuk maka cara ini disebut sebagai "vajramusti" (brajamusti). Cara ini digunakan untuk menembakkan anak panah yang tebal dan anak panah yang terbuat dari besi yang disebut "naraca".
Jika ujung jari telunjuk diletakkan secara lurus pada kuku jempol, cara ini dikenal dengan sebutan "matsari". Digunakan untuk menembus target yang halus atau tipis yang disebut sebagai "citra".
Cara yang dikenal dengan nama "kakatundi" (paruh gagak) yaitu jika bagian ujung jempol diletakkan pada ujung jari telunjuk. Cara ini digunakan ketika pemanah menembak target yang tebal.
Teknik Memanah Kebudayaan Hindi/India
Dalam Kebudayaan Hindi terdapat kitab yang berjudul Danurweda (Bahasa Sansekerta: Danu = Busur, Weda = Ilmu) yang di dalamnya menjelaskan berbagai teknik dan metode memanah kebudayaan tersebut. Yang besar kemungkinan kitab ini menjadi acuan teknik dan metode memanah masyarakat Nusantara di masa lalu, terutama di berbagai pusat-pusat kerajaan dan peradaban di Pulau Jawa dan Sumatera semenjak abad 2 hingga abad 15 Masehi.
Pada salah satu pasal kitab tersebut, terdapat pembahasan tentang cara mengepal (Bahasa Sansekerta = Musti) untuk menarik busur dan menembakkan anak panah sebagai berikut.
Terjemahan teks:
Terdapat berbagai jenis cara melepaskan yang dilakukan oleh pemanah dengan menekuk jari-jemarinya untuk menahan anak panahnya dan menembakkannya dari tali busur, yaitu: "pataka", "vajramusti", "simhakarna", "matsari" dan "kakatundi".
Jika jari telunjuk dijulurkan dan diletakkan di bawah pangkal jempol maka posisi cengkeraman ini dikenal dengan nama "pataka". Bentuk cengkeraman ini digunakan oleh pemanah untuk menembak jarak yang jauh.
Jika jempol dimasukkan di antara jari tengah dan telunjuk maka cara ini disebut sebagai "vajramusti" (brajamusti). Cara ini digunakan untuk menembakkan anak panah yang tebal dan anak panah yang terbuat dari besi yang disebut "naraca".
Jika ujung jari telunjuk diletakkan secara lurus pada kuku jempol, cara ini dikenal dengan sebutan "matsari". Digunakan untuk menembus target yang halus atau tipis yang disebut sebagai "citra".
Cara yang dikenal dengan nama "kakatundi" (paruh gagak) yaitu jika bagian ujung jempol diletakkan pada ujung jari telunjuk. Cara ini digunakan ketika pemanah menembak target yang tebal.
Sumber: https://www.facebook.com/groups/1597145563837361/permalink/1597895723762345/
Tutorial - Cara Mengepal
Cara mengepal tangan untuk thumb draw |
Cara menarik busur yang disepakati oleh para ahli ada enam: 63, 69, 73, 83, 24 atau yang disebut sebagai Khusruwani (berdasarkan Raja Persia yang bernama Chosroës (Khosrou atau Kisra)), dan 72 atau yang disebut dengan “cadangan”. Teknik menarik busur lainnya selain keenam di atas jarang digunakan. Yang terkuat dan paling berguna dari teknik tersebut adalah 63, diikuti dengan 69 yang meskipun lebih lemah namun lebih halus dan lebih akurat. Teknik 69 termasuk lemah dikarenakan kurangnya kekuatan kepalan. Kebanyakan pemanah menggunakan teknik 63 maupun 69.
Sumber:
Definisi Busur Horsebow dan Thumb Draw (Penjelasan Ulang)
Memperhatikan masih adanya usaha-usaha posting tentang panahan yang tidak ada hubungannya dengan Busur Horsebow dan Teknik Thumb Draw, maka ada baiknya menjelaskan ulang apakah itu Busur Horsebow dan Thumb Draw.
Sebelum itu, untuk dapat paham secara utuh, perlu diketahui bahwa tradisi panahan di dunia ini tidaklah sama semuanya, tradisi panahan di dunia ini berbeda-beda menurut perkembangan kebudayaan dan peradabannya masing-masing.
Secara umum, ada 2 tradisi besar panahan, yaitu: Tradisi Barat dengan jenis busur dan teknik yang biasa digunakan orang-orang barat semenjak dahulu seperti tradisi peradaban Celtic/Galia, tradisi peradaban Romawi dan Yunani, tradisi peradaban Germanic, tradisi peradaban Norse/Viking, tradisi peradaban Slavia, dan sebagainya termasuk tradisi peradaban Barat Modern.
Serta ada Tradisi Timur dengan jenis busur dan teknik yang digunakan orang-orang timur seperti dalam tradisi peradaban Islam (Arab, Ottoman, Mamluk, Mughal, dsb), tradisi peradaban Stepa Asia Tengah (Mongol, Hun, Tatar dsb), tradisi peradaban Persia dan Indo-Arya (India), tradisi peradaban Semit dan Mesir Kuno, tradisi peradaban Timur Jauh (Jepang, Korea, China), tradisi peradaban Nusantara dan sebagainya.
Selain itu ada lagi tradisi-tradisi panahan yang skalanya minor atau telah punah seperti tradisi peradaban Afrika (barat, timur, tengah, selatan), tradisi peradaban Indian Amerika Utara, tradisi peradaban Amerika Selatan (Aztec, Inca, Maya), tradisi peradaban Aborigin dan sebagainya.
Sehingga masing-masing yang mempelajari tradisi memanah ini akan memiliki sanad keilmuan yang berbeda-beda jika dirunut ke masa lalu.
Teknik dan metode panahan yang dipelajari dalam grup ini adalah Tradisi Panahan Timur dengan menggunakan jenis Busur Horsebow dan teknik Thumb Draw.
Definisi Busur Horsebow: Busur Horsebow adalah istilah umum genre busur yang secara tradisi biasa digunakan sambil menunggang kuda dengan performa yang paling optimal, karena ada busur lain yang juga bisa digunakan di atas kuda namun tidak optimal. Busur horsebow ditandai dengan ukurannya yang relatif pendek, walau ada juga yang panjang, serta berbahan komposit: kayu/bambu, tanduk dan otot/sinew, dan terdiri dari 3 bagian utama yaitu: gagang, dustar (lengan yang dapat melengkung ketika busur ditarik) dan siyah (segmen kaku di ujung-ujung busur tempat mengaitkan tali busur). Serta disebut dengan busur reflex, karena busur ini umumnya berbentuk huruf C ketika belum dipasangkan tali, dan harus diregangkan untuk dipasangkan tali hingga menjadi bentuk lain yang didalamnya telah tersimpan energi potential pegas yang besar. (Gambar kiri dan kanan atas)
Definisi Thumb Draw: Teknik thumb draw adalah teknik memanah dengan menggunakan jempol untuk menarik tali busur. Dalam teknik ini, tali busur dikaitkan pada jempol yang diperkuat dengan kepalan seluruh tangan yang digunakan untuk menarik busur. Ciri lainnya adalah anak panah diletakkan di sisi kanan pada pangkal jempol tangan yang memegang busur, bukan di sisi kiri. Alat bantu yang diperlukan dalam teknik ini adalah pelindung jempol baik dalam bentuk kulit pelapis maupun cincin jempol atau thumb ring. (Gambar kiri dan kanan bawah)
Semoga mencerahkan
- https://www.facebook.com/groups/1597145563837361/permalink/1643826575835926/
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10207035678960574&set=gm.1643826575835926&type=1
Definisi Busur Horsebow dan Thumb Draw (Penjelasan Ulang)
Memperhatikan masih adanya usaha-usaha posting tentang panahan yang tidak ada hubungannya dengan Busur Horsebow dan Teknik Thumb Draw, maka ada baiknya menjelaskan ulang apakah itu Busur Horsebow dan Thumb Draw.
Sebelum itu, untuk dapat paham secara utuh, perlu diketahui bahwa tradisi panahan di dunia ini tidaklah sama semuanya, tradisi panahan di dunia ini berbeda-beda menurut perkembangan kebudayaan dan peradabannya masing-masing.
Secara umum, ada 2 tradisi besar panahan, yaitu: Tradisi Barat dengan jenis busur dan teknik yang biasa digunakan orang-orang barat semenjak dahulu seperti tradisi peradaban Celtic/Galia, tradisi peradaban Romawi dan Yunani, tradisi peradaban Germanic, tradisi peradaban Norse/Viking, tradisi peradaban Slavia, dan sebagainya termasuk tradisi peradaban Barat Modern.
Serta ada Tradisi Timur dengan jenis busur dan teknik yang digunakan orang-orang timur seperti dalam tradisi peradaban Islam (Arab, Ottoman, Mamluk, Mughal, dsb), tradisi peradaban Stepa Asia Tengah (Mongol, Hun, Tatar dsb), tradisi peradaban Persia dan Indo-Arya (India), tradisi peradaban Semit dan Mesir Kuno, tradisi peradaban Timur Jauh (Jepang, Korea, China), tradisi peradaban Nusantara dan sebagainya.
Selain itu ada lagi tradisi-tradisi panahan yang skalanya minor atau telah punah seperti tradisi peradaban Afrika (barat, timur, tengah, selatan), tradisi peradaban Indian Amerika Utara, tradisi peradaban Amerika Selatan (Aztec, Inca, Maya), tradisi peradaban Aborigin dan sebagainya.
Sehingga masing-masing yang mempelajari tradisi memanah ini akan memiliki sanad keilmuan yang berbeda-beda jika dirunut ke masa lalu.
Teknik dan metode panahan yang dipelajari dalam grup ini adalah Tradisi Panahan Timur dengan menggunakan jenis Busur Horsebow dan teknik Thumb Draw.
Definisi Busur Horsebow: Busur Horsebow adalah istilah umum genre busur yang secara tradisi biasa digunakan sambil menunggang kuda dengan performa yang paling optimal, karena ada busur lain yang juga bisa digunakan di atas kuda namun tidak optimal. Busur horsebow ditandai dengan ukurannya yang relatif pendek, walau ada juga yang panjang, serta berbahan komposit: kayu/bambu, tanduk dan otot/sinew, dan terdiri dari 3 bagian utama yaitu: gagang, dustar (lengan yang dapat melengkung ketika busur ditarik) dan siyah (segmen kaku di ujung-ujung busur tempat mengaitkan tali busur). Serta disebut dengan busur reflex, karena busur ini umumnya berbentuk huruf C ketika belum dipasangkan tali, dan harus diregangkan untuk dipasangkan tali hingga menjadi bentuk lain yang didalamnya telah tersimpan energi potential pegas yang besar. (Gambar kiri dan kanan atas)
Definisi Thumb Draw: Teknik thumb draw adalah teknik memanah dengan menggunakan jempol untuk menarik tali busur. Dalam teknik ini, tali busur dikaitkan pada jempol yang diperkuat dengan kepalan seluruh tangan yang digunakan untuk menarik busur. Ciri lainnya adalah anak panah diletakkan di sisi kanan pada pangkal jempol tangan yang memegang busur, bukan di sisi kiri. Alat bantu yang diperlukan dalam teknik ini adalah pelindung jempol baik dalam bentuk kulit pelapis maupun cincin jempol atau thumb ring. (Gambar kiri dan kanan bawah)
Semoga mencerahkan