Tutorial Memanah

Memanah olahraga tradisional yang akan terus ada hingga akhir zaman.

Jumat, April 29, 2016

Cara Merawat Busur Horsebow Dengan Benar



Sebuah busur terutama busur horsebow sebenarnya tidak membutuhkan banyak perawatan yang rumit, akan tetapi Anda perlu menjalin hubungan pribadi dengan busur Anda. Ya, kalo menurut pengalaman saya.. kita sepert memiliki hubungan spesial dengan busur kita.

Lepas Tali Busur

Lepaskan sring/tali busur saat tidak digunakan. Cara terbaik untuk menyimpan string busur adalah dengan memasang salah satu loop string pada satu ujung busur/siyah dan ujung tali/string yang lainnya melekat pada limbs busur, atau mudahnya... lilitkan string melingkari busur Anda.

Ini adalah cara terbaik dan efisien, mengapa? karena kita tidak perlu lagi mencari sting busur di tempat lain. Busur dalam kondis siap dipasang stringnya.

Gosok String Dengan BeesWax

Gosok string busur Anda dengan lilin lebah/beeswax seminggu sekali, atau beberapa kali dalam sebulan- JANGAN pernah gunakan parafin. Ganti string jika sudah terlihat aus/usang karena pemakaian, seperti strand yang putus, serving yang kurang bagus, dll.


Lindungi busur dari panas atau dingin

JANGAN PERNAH meninggalkan busur di dalam mobil pada hari musim panas. Busur bisa mengalami twist/melintir dan string menjadi tidak enter lagi. Hal ini juga bisa terjadi jika Anda meletakkannya/menyandarkan dalam kondisi berdiri di dinding atau di sudut ruangan dalam jangka waktu yang lama.

Cari/buat rak busur yang bisa menopang busur dengan baik dan juga sebagai ajang pameran busur indah Anda.

Adapun bagian kulit pembungkus, baik di handle atau limbs, gunakan produk perawatan kulit yang baik yang dapat ditemukan di toko kulit atau produsen/perajin kulit.

Demikian beberapa cara perawatan busur horsebow yang baik agar busur kita tetap dalam kondisi prima saat akan digunakan dalam berlatih.

dari berbagai sumber

Rabu, April 27, 2016

Ternyata Ulama Ini Ahli Panahan Dengan Akurasi Sangat Tinggi!



Sepanjang sejarah peradaban Islam, tersebutlah berbagai nama dari kalangan alim ulama paska generasi sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in yang terkenal atas skill dan pengetahuannya yang luas di bidang furusiyah terutama ilmu panahan. Di antaranya:

Dari zaman Abbasiyah (mulai abad ke-8 Masehi) tersebut nama Imam Asy Syafi'i Rahimahullah yang memiliki akurasi 9 dari 10 (Siyar A'lam An Nubala', Imam Adz Dzahabi) dan Imam Al Bukhari Rahimahullah yang nyaris tidak pernah membuat kesalahan dalam mengenai sasaran (Sirah Al Imam Al Bukhari).

Imam Asy Syafi'i mempelajari ilmu panahan Arab di Hijaz dan ahli menggunakan busur Arab Badawi dan busur komposit Arab Al Wasithiyah. Imam Al Bukhari yang asli penduduk Kota Bukhara di Khorasan yang memiliki tradisi panahan serta memanah berkuda yang kuat, ahli dalam menggunakan busur komposit Khorasan, al qaws al khurasaniyah. Wilayah Khorasan di zaman Imam Al Bukhari merupakan tulang punggung militer Abbasiyah dan sebagai pusat para ahli panahan dan panahan berkuda di seluruh wilayah Daulat Islam. Dikatakan Imam Al Bukhari selalu menunggang kuda ketika berlatih memanah.

Dari zaman Mamluk (mulai abad ke-13 Masehi) di Mesir dan Syam yang memiliki tradisi furusiyah kuat serupa dengan dinasti Abbasiyah muncul nama-nama ulama berikut:

Ulama-ulama rahimahumullah yang paham tentang furusiyah dan panahan yang menulis kitab tentangnya (dari Adab Al Furusiyah):


  1. Sharaf al-Din al-Dimyati (wafat 705/1305–6)
  2. Badr al-Din Ibn Jama‘ah(wafat 733/1333)
  3. Ibn Qayyim al-Jawziyah (wafat 751/1350)
  4. ‘Izz al-Din Ibn Jama‘ah (wafat 819/1416)
  5. Wali al-Din Ahmad al-‘Iraqi (wafat 826/1422)
  6. Shams al-Din Muhammadal-Sakhawi (wafat 902/1497)
  7. Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman al-Suyuti (wafat 911/1505)


Ulama-ulama yang disebut sebagai praktisi dan ahli panahan dari zaman Mamluk (International Furusiyah Studies):


  • Muhammad al-Aqsara’i al-Hanafi (wafat 749/1348), penulis kitab panahan sekaligus ahli panahan dan ahli tombak panjang (lance) baik di atas kuda maupun menggunakan kaki.
  • ‘Ala’ al-Din al-Akhmimi al-Naqib, hakim kepala mazhab Syafi'i Kesultanan Mamluk (menjabat 906–22/1501–16) disebut sebagai ahli panahan yang sulit ditandingi.


Para ahli panahan di zaman Mamluk ini menggunakan busur mamluk atau busur komposit Damaskus, al qaws al dimashq. Ilmu panahan di zaman Mamluk merupakan kelanjutan dari ilmu panahan Abbasiyah dengan beberapa pengaruh dari tradisi Turki Kipchak.

Yuk lanjutkan tradisi para ulama...

Penulis:
Irvan Pani Abu Aqilah
Ketua KPBI (Komunitas Panahan Berkuda Indonesia)

Selasa, April 26, 2016

Adab & Tata Krama: Pinjam Meminjam Busur



Dalam kitab2 para ahli memanah dikatakan bahwa di dunia ini akan ada busur yang paling sesuai/cocok/jodoh bagi masing2 pemanah sesuai dengan perawakannya dan busur tersebut akan semakin terpersonalisasi setelah dipakai oleh si empunya hingga terdeformasi/berubah bentuk secara mikrostruktur menurut kebiasaan cara memanah si empunya.



Apabila busur tersebut digunakan oleh orang yang berbeda dengan kebiasaan memanah yang berbeda maka busur akan terdeformasi kembali menjadi bentuk yang lain. Terlalu banyak deformasi pada busur adalah tidak baik karena akan menurunkan kemampuan busur tersebut. Istilah kesehariannya: banyak tangan bisa cepet rusak.

Maka adalah hak si empunya busur untuk menolak meminjamkan ke orang lain, dan apabila ada orang yang ditolak keinginannnya untuk meminjam maka ia tidak boleh tersinggung. Dan apabila diperbolehkan maka harus menunjukkan rasa terima kasih dan hormat, karena telah dipinjamkan sesuatu yang sifatnya personal atau pribadi. Di sisi dunia lain bahkan ada yang menganalogikan busur sebagai seorang istri yang haram untuk dipinjamkan ke orang lain

Penulis: Irvan Pani Abu Aqilah
Ketua KPBI (Komunitas Panahan Berkuda Indonesia)

Jumat, April 22, 2016

Doa yang Diucapkan Saat Menarik dan Melepaskan Anak Panah



Memanah bukanlah satu aktifitas fisik yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan ruhiyah pemanahnya, bahkan sebenarnya dua hal ini sangat erat hubungannya. Hal ini terlihat dari berbagai kitab memanah yang menukil adab-adab ketika seorang muslim melakukan aktifitas memanah.

Bahkan... saya katakan bahwa memanah adalah satu-satunya olah raga yang memadukan kekuatan tubuh, kejernihan fikiran dan ketenangan jiwa. Jika salah satu dari ketiga aspek tadi tidak terpenuhi dengan baik, maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil bidikan anak panah yang kita lepaskan ke target.

Sedikit saja gangguan dengan otot tubuh, atau pikiran yang tidak tenang, apalagi ruhiyah yang merosot akan memberikan efek yang tidak bagus pada latihan-latihan memanah kita. Otot tubuh bisa dilatih dengan seringnya kita memanah atau berlatih dengan beban, pikiran bisa dilatih dengan senantiasa berpikir positif akan segala hal, dan ketenangan bathin akan dicapai dengan penghambaan total kepada Allah Jalla Jalaluhu.

Nah.. yang menarik adalah... doa/dzikir yang kita ucapkan sehari-hari akan memberikan bekas yang bagus pada jiwa-jiwa kita. Pun termasuk doa yang kita ucapkan pada saat memanah. Seringkali kita melupakan hal mendasar ini pada saat memanah. Meskipun doa bukanlah termasuk teknik/cara memanah, tetapi termasuk dalam adab memanah.

Mari kita simak bagaimana para pendahulu kita, As Salaf Ash Sholih mengagungkan sunnah memanah ini dengan adab yang tinggi:

Diriwayatkan bahwa ketika Al Hasan(1) menarik anak panah, ia mengucapkan, “Bismillah [Dengan nama Allah]” dan setiap ia melepaskan, ia mengatakan, “Allahu akbar [Allah Maha Besar]”.

Diriwayatkan juga bahwa Idris bin Yahya(2) mengatakan, “Suatu saat As Saffah(3) mengunjungiku dan ia bertanya apakah saya seorang pemanah yang jitu. Saya menjawab bahwa terkadang saya jitu dan terkadang saya tidak. Kemudian ia menyuruhku untuk mengucapkan ini pada saat menarik dan melepaskan, “Masya Allah! [Inilah yang dikehendaki oleh Allah] Laa ilaha illallah wa laa quwwata illa billah! [Tiada tuhan selain Allah dan tiada kekuatan kecuali dari Allah]” Ia menambahkan bahwa apabila saya mengucapkan ini, maka saya akan mengenai sasaran dan tidak akan meleset, insya Allah.”

Keterangan nomer:

(1) Beliau bernama Al Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu; cucu pertama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari putrinya Fatimah Radhiyallahu’anha. Lahir di Madinah pada 3 Hijriyah/625 Masehi dan wafat di tahun 50 Hijriyah/670 Masehi. Beliau bersama pasukan penjaga Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu dalam menghadapi kaum pemberontak, serta turut dalam Perang Siffin dan Perang Nahrawan melawan kaum Khawarij. Setelah ayahnya wafat, beliau diangkat menjadi khalifah selama enam bulan yang kemudian digantikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan Radhiyallahu’anhu. Selepas masa kekhalifahannya, beliau menetap di Madinah hingga wafat.

(2) Beliau adalah Idris bin Yahya Al Khawlani yang dalam kitab Al Jami’ li Akhlaqir Rawi karya Al Khatib Al Baghdadi disebutkan bahwa di masa tuanya beliau bertugas menjaga perbatasan di wilayah Mesir.

(3) Beliau adalah Abu Al Abbas Abdullah bin Muhammad As Saffah, yaitu khalifah pertama dinasti Abbasiyah. Lahir di tahun 721 Masehi dan wafat pada 754 Masehi. As Saffah adalah salah satu pemimpin Bani Hasyim dan ia bernasab hingga kakek buyut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, melalui jalur Abdullah bin Muhammad bin Ali bin terhadap kekuasaan dinasti Umayah di Damaskus. As Saffah berhasil menguasai Kufah di tahun 749 dan diangkat sebagai khalifah tandingan oleh pendukungnya, lalu pada 750 ia berhasil mengalahkan pasukan Khalifah Marwan II yang menandai runtuhnya dinasti Umayah dan dimulainya kekuasaan dinasti Abbasiyah yang bertahan hingga tahun 1258 di Baghdad dan dilanjutkan di Kairo hingga tahun 1517.

‪#‎islamicarchery‬
‪#‎panahanislam‬
‪#‎sejarahislam‬
‪#‎islamicgoldenage‬
‪#‎warisanummat‬

Penulis: Irvan Pani Abu Aqilah
Ketua KPBI (Komunitas Panahan Berkuda Indonesia)

Kamis, April 14, 2016

Jual Busur Panahan Ar-Ra'du, Horsebow 30 LBS


Jual busur panah Ar-Ra'du (halilintar) 
Sangat cocok untuk dewasa pemula yang ingin mengamalkan sunnah memanah.

Spesifikasi 
  • Model: Hungarian Horsebow
  • Jenis: Modern Composite Bow
  • Bahan: Super Carbon Fiber
  • Siyah: Kayu Jati Tua
  • Handle: Kayu Jati
  • Grip: Kulit Sapi
  • String: Benang PE 80
  • DW: 30# @31"
  • DL: max 33"
  • String length: 46,8"
  • Serving: prusik 2mm
  • Colours: Red, Green, Brown, White
Price: 950rb (bow only), free leather thumbguard
Limited edition..!!!
Fast response: WA 081804203044