Pernah liat anak panah yang dinomerin? Entah itu yang mewah kayak gambar diatas atau sekedar ditulisin pake spidol doang. Apa fungsinya?
Intinya adalah "setiap anak panah punya karakter masing2". Perbedaan kecil pun antara satu anak panah dengan anak panah yang lain akan mempengaruhi arah terbangnya, dan tentu titik perkenaannya. Jangankan beda nilai spine, beda panjang anak panah, beda bahan anak panah, atau perbedaan besar yang lain. Beda satu tetes lem korea yang dipake buat masang vanes, nock muter beberapa derajat, atau perbedaan kecil lain aja bisa ngaruh ke perkenaan.
Semakin mahal harga anak panah biasanya semakin seragam tingkat kelurusan, berat, spine, dllnya. Tapi gak menutup kemungkinan ada kecacatan pabrikan atau quality control yang kurang baik. Anak panah yang harga 7 juta selusin aja masih mungkin ada yang nyeleneh sendirian kayak gambar di bawah ini. Apalagi anak panah tradisional berbahan kayu/bambu yang tingkat keseragamannya lebih rendah.
Apa yang bisa kita lakuin buat mengurangi anak panah yang suka mojok sendirian? Yang pasti dari sisi teknik memanah kita harus konsisten dulu. Parameter lain seperti angin juga sebaiknya diminimalisir. Jadi kita bisa tau persis bahwa yang salah memang anak panahnya.
Langkah selanjutnya adalah memberi nomor pada anak panah lalu dicoba ditembakkin berulang2. Kalo ada anak panah yang konsisten melenceng dari "grouping" baru bisa divonis kalo anak panahnya bermasalah.
Anak panah yang "sakit" kemudian dianalisa. Apa dia sedikit bengkok, vanesnya keplek2 hampir copot lemnya, vanesnya keriting/sobek, orientasi nocknya kurang pas, pointnya gak lurus, dll.
Kalo semua udah coba diperbaiki tapi masih aja ngaco perkenaannya, asal ngaconya konsisten sih aman aja. Misal selalu melenceng ke bawah dari grouping (seperti gambar diatas), tinggal arah bidikannya aja yang dikoreksi. Jangan bidik kuning (x), tapi bidik item (skor 4) arah jam 12, kebalikan dari titik perkenaannya.
Yang pasti, kalo punya anak panah yang "sakit" macam diatas. Pakenya pas latihan aja, kalo pertandingan pakenya yang bagus aja. Apalagi buat shoot off, harus pake anak panah yang terbaik yang kita punya.
Atlit yang bermodal sih biasanya beli beberapa lusin lalu diambil anak panah yang terbaik buat dipake di pertandingan. Sisanya dipake latihan doang. Kalo atlit hura-hura minim modal macam saya yang punya anak panah setengah lusin aja udah perjuangan, terpaksa harus ngakal gimana caranya biar perkenaannya sesuai dengan keinginan. Cara yang paling umum adalah mengoreksi titik bidik kayak yang saya jelasin diatas.
NB:
- Daftar isi blog ini bisa diliat di Site Map.
- Dengan berbelanja di toko papatembak, Anda telah berkontribusi terhadap keberlangsungan blog ini. Kalo dagangan saya laku, saya jadi punya banyak waktu buat nulis. Haha...
Sono ka lembur,
Azhar A. Suryadiningrat
www.papatembak.com