Tutorial Memanah

Memanah olahraga tradisional yang akan terus ada hingga akhir zaman.

Minggu, Juli 17, 2016

Suasana yang Dihidupkan Ketika Bermain Panahan

Pemanah Malaysia


Dari berbagai riwayat digambarkan bagaimana suasana kegiatan memanah dalam peradaban Islam di masa lalu, baik pelatihan maupun pertandingan. Yang paling utama adalah kegiatan memanah harus dalam suasana yang penuh persaudaraan atau ukhuwah Islamiyah dengan mengutamakan adab dan akhlak sesuai ajaran agama Islam. Kitab panahan Utsmani menggambarkan suasana pertandingan yang Islami dengan diawali ucapan salam dan saling menjabat tangan antar dua kelompok yang mendapat giliran memanah, serta dihiasi dengan ucapan-ucapan berbagai kalimat tayibah.

Secara umum, suasana yang diciptakan dalam pelatihan maupun pertandingan adalah: Islami, penuh adab dan rasa saling menghormati, penuh persaudaraan, semangat persatuan, persaingan yang sehat, cair, ceria, penuh tawa, semangat dan saling menyemangati, serta saling menasihati dalam kebaikan. Beberapa kutipan riwayat tentang suasana memanah adalah sebagai berikut.

Ibnul Qayyim mengutip riwayat tentang suatu kaum yang biasa memanah dalam suasana ceria dan saling tertawa. Dari Al Auza’i, dari Bilal bin Sa’id, ia berkata, “Aku bertemu kaum yang berlari antara beberapa target, dan saling tertawa, lalu ketika malam tiba mereka menjadi rahib-rahib.”

Diriwayatkan dalam suatu hadis dari Imam Al Bukhari yang menyiratkan semangat persatuan yang digalang Rasulullah bagi dua kelompok yang sedang memanah. Dari Salamah bin Al Akwa' , ia berkata, “Rasulullah keluar menuju suatu kaum yang sedang bermain panahan, maka Beliau bersabda, “Panahlah putra-putra Ismail, karena bapak kalian dahulu adalah seorang pemanah. Panahlah dan aku bersama Bani Fulan.” Maka salah satu kelompok dari dua kelompok tersebut menahan tangan-tangan mereka (berhenti memanah), maka Beliau bersabda, “Ada apa dengan kalian, kenapa tidak memanah?” Maka mereka berkata, “Bagaimana kami bisa memanah sedangkan Anda bersama mereka?” Maka Beliau bersabda, “Panahlah dan aku bersama kalian semua.””

Dalam kitab Al Furusiyah, disebutkan beberapa riwayat yang menunjukkan semangat kaum Muslimin dalam memanah hingga mereka berlari di antara target-target. Ibrahim At Taimi berkata dari bapaknya: “Aku telah melihat Hudzaifah bin An Nu'man berlari-lari antara dua sasaran di kota Mada’in.” Mujahid berkata, “Aku melihat Ibnu Umar berlari di antara dua target,” dan ia berkata, “Aku bersama dengannya.” Disebutkan juga bahwa Uqbah bin Amir Al Juhani berlari di antara dua target, sedangkan ia adalah seorang kakek lanjut usia.

Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad bahwa ketika Uqbah bin Amir Al Juhani meminta Abdullah bin Zaid untuk mengikutinya berlatih memanah, Abdullah seperti nyaris bosan. Maka Uqbah menasihatinya dengan berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah ?” ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam surga karena satu anak panah, yaitu orang yang membuatnya dengan mengharapkan kebaikan; orang yang menyiapkannya di jalan Allah; serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.”

Oleh: Irvan Pani Abu Aqilah
Ketua KPBI (Komunitas Panahan Berkuda Indonesia)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar